
Operasi Pengangkatan Tumor Otak Melalui Metode Transnasal Endoscopy Surgery di RS Perkebunan Jember Klinik
Operasi Pengangkatan Tumor Otak Melalui Metode Transnasal Endoscopy Surgery di RS Perkebunan Jember Klinik
RS Perkebunan Jember Klinik berhasil mengerjakan tindakan operasi pengangkatan tumor otak melalui metode transnasal endoscopy surgery yaitu sebuah tindakan operasi pengangkatan tumor melalui hidung dengan menggunakan alat endoscopy. Transnasal endoscopy surgery digunakan untuk mengangkat tumor yang berada di dasar otak terutama di atas rongga hidung. Tindakan endoskopi ini adalah teknik operasi yang menggunakan kamera dan pencahayaan khusus untuk melihat ke dalam struktur saraf melalui lubang yang kecil. Alat endoskopi dihubungkan dengan layar monitor dan operasi dilakukan dengan melihat TV monitor yang dapat memperbesar objek yang dilihat sampai 100 kali. Tujuannya adalah mencapai target tumor pada dasar otak dengan meminimalisir kerusakan pada struktur penting di sekitarnya.
Dokter Spesialis Bedah Saraf RS Jember Klinik dr Andre Kusuma, SpBS menuturkan bahwa metode transnasal endoscopy surgery ini memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan operasi konvensional, yakni durasi tindakan yang lebih singkat antara 60 – 120 menit. Sedangkan operasi konvensional membutuhkan waktu 4-6 jam. Hal ini dikarenakan pada operasi konvensional perlu melepas tulang tengkorak sementara, lalu membuka selaput otaknya dan menggeser sedikit otak agar bisa menuju ke bagian tumornya. Sedangkan metode transnasal endoscopy surgery ini dilakukan melalui rongga hidung dan langsung menuju ke tumor. Sehingga presentase tumor untuk terambil keseluruhan lebih besar melalui metode ini. Visualisasi lapangan operasi yang lebih baik dan manipulasi yang minimal membuat proses operasi menjadi lebih aman. Tim bedah saraf yang mengerjakan tindakan ini adalah dr. Andre Kusuma, Sp.B.S dan dr. Achmad Kurniawan, Sp.B.S., M.Ked.Klin., FINPS.
Tindakan transnasal endoscopy surgery ini dinilai efektif dan efisien secara biaya, karena lebih sedikit jaringan yang dirusak untuk menuju tumor, bahkan tidak dilakukan jahitan pada tindakan ini. Sehingga dapat meminimalkan resiko pendarahan, nyeri pasca operasi yang minimal, dan pemulihan pasien yang lebih cepat. Follow up terhadap penyembuhan luka dan pembersihan juga dilakukan untuk menurunkan kemungkinan infeksi pasca operasi.
Artikel by : dr. Achmad Kurniawan, Sp.B.S., M.Ked.Klin., FINPS, RS Perkebunan Jember Klinik 2025